Selasa, 12 Juli 2011

6 tahun=91 kg!

Berat badanmu 50? Atau 65? Atau bahkan mencapai 70? Syukurilah teman! Setidaknya dengan usia yang kalian capai hingga sekarang –walaupun sedikit (sedikit sekali) keluar dari batas normal- kalian masih sehat wal afiat. Hhehee.. :D
Setidaknya kalian yang membaca ini pastinya kan mengucap syukur setelahnya.

Di India, terdapat anak perempuan bernama Suman Katun. Enam tahun lalu dia terlahir normal dan tergolong bayi sehat. Nafsu makan Suman berkembang sangat besar sejak pertama kali dia minum susu. Hingga sang ibu harus selalu menahan sakit dan lelah setiap memberikan ASI untuk putri bungsunya tersebut. Suman terus memompa ASI ibunya dan tetap tidak merasa kenyang. Hingga akhirnya sang ibu memberikan susu sapi sebagai gantinya. And you kno what? Dia mampu menghabiskan 1.5 L susu per harinya. Ck!!

Orangtuanya tidak punya pilihan lain selain selalu memberinya makan setiap kali Suman meminta. Namun Suman tidak pernah puas dengan makan yang diberikan padanya dan tak jarang pula dia nangis bergulung-gulung minta tambahan makanan. Tak ayal orang tuanya selalu menurutinya, orang tua mana yang mampu melihat anaknya seperti itu. Padahal sang ayah merupakan petani yang berpenghasilan Rp. 140.500,00 per minggu. Uang tersebut dirasa kurang karena untuk biaya makan Suman dia harus menyediakan Rp. 100.000,00 sementara dia masih harus menghidupi istri dan kedua kakaknya.

‘Kami memberinya makan empat kali sehari dan dua kali camilan, tetapi tidak pernah cukup,’ keluh ibunya.

Untuk sarapan Suman menghabiskan 20 biskuit dan 12 pisang. Lalu sarapan kedua dia menghabiskan 2 piring nasi dan 5 telur (#geleng-geleng kepala). Di sela –sela sarapan dan makan siang dia ngemil 15 biskuit, 1-2 bungkus keripik dan 10 pisang. Saat makan siang dia menghabiskan 2 piring nasi, 2 mangkuk ikan kari kentang, 2 omelet dan acar (oh My....). Di sela-sela makan siang dan makan malam dia ngemil 10 permen, 15 biskuit, 10 pisang dan 2 bungkus keripik. Di malam hari dia menghabiskan 2 piring nasi, 2 mangkuk kari ikan, kentang dan saus tomat. (#teler @.@). Jika di total, dalam seminggu Suman menghabiskan 14 kg beras, 8 kg kentang, 8kg ikan, dan sekitar 180 pisang!!!!! (#nausea) jumlah makanan tersebut setara dengan memberi makan selirih penduduk di desanya. Dan seringkali Suman masih minta makan di tetangganya ketika orangtuanya pergi bekerja. She’s stronger than whoever!


Akibat dari nafsu makannya yang sangat tidak terkendali tersebut, berat badan Suman mencapai 91,1kg (lima kali lipat berat badan anak seusianya) dengan tinggi badan hanya 105 cm. Suman juga mengalami sesak napas dan kelelahan setiap berjalan lebih dari satu menit. Keleluasaan geraknya terbatas hingga di dia pun hanya menghabiskan waktunya dengan duduk di depan televisi.

Menurut dr. P.C. Saha, seorang dokter di Calcuta, Suman mengalami kegagalan fungsi kelenjar pituitari, yaitu kelenjar yang menghasilkan hormon dan mengatur fungsi kelenjar lain, fungsi tubuh serta pertumbuhan..
‘Nafsu makannya mengkhawtirkan. Berat badannya terus meningkat 15 kg per tahun. Saya telah memberi tahu orangtuanya bahwa dia akan meninggal jika mereka tidak berhenti memberi makan atau mencari pakar medis di Delhi atau Mumbai,’ jelasnya.


Uji Kompetensi Perawat _part 2_

Masih ingat posting tentang uji kompetensi perawat bulan lalu yang disampaikan salah satu mahasiswa angkatan 2007?? Kali ini yang berpendapat dosen kita nihh.. Simak hasil wawancaranya yuukk..  ^^

Bagaimana latar belakang adanya uji kompetensi perawat?
Sejarahnya sangat panjang. Sebenarnya untuk program D3 keperawatan sudah diadakan UKP sejak dulu, tetapi untuk program S1 baru dilaksanakan di awal tahun 2011yang dimulai dari tingkat lokal dan belum semua provinsi di Indonesia melaksanakannya. Targetnya, tahun 2013 sudah dapat dilaksanakan serempak secara nasional.

Apa urgensi UKP?
UKP sangat urgent karena program ilmu keperawatan tersebar di  berbagai pulau di Indonesia yang masing-masing institusi mempunyai standarisasi yang berbeda-beda, sehingga untuk mengukur standart kompetensi keilmuannya, perlu diadakan standarisasi yang seragam. Selain itu, UKP juga merupakan feedback untuk membuktikan capaian usaha dalam pendidikan keperawatan.

Apakah ada standar acuan yang digunakan dalam UKP?
HPEC (Health Proffesional Education Project).

Bagaimana pelaksanaan UKP?
UKP di Jogja (khususnya UGM) baru dilaksanakan di awal tahun 2011. Semua institusi pendidikan di pulau Jawa sudah melaksanakan UKP, kecuali Provinsi Banten. Untuk di Indonesia memang baru beberapa provinsi yang melakukan UKP, targetnya tahun 2013 sudah secara serempak dilaksanakan secara nasional.

Bagaimana prosedur UKP?
Soal-soal UKP berasal dari nasional, akan tetapi pelakasanaannya fleksibel sesuai dengan Institusi masing-masing, karena masing-masing Institusi meluluskan mahasiswanya dengan waktu yang berbeda-beda, untuk universitas swasta biasanya waktu lulusnya lebih panjang.
Bagaimana dengan fakta yang sudah ada?
Pada faktanya, pelaksanaan UKP antar Institusi masih berbeda-beda di setiap daerah, ada yang tes tulis dan praktek, tetapi ada juga yang hanya tes tertulis saja. Sedangkan UGM menerapkan yang tertulis dan praktek.

Bagaimana alur dari UKP?
PPNI mempunyai KNUKP (Komisi nasional Kompetensi Perawat)
Dinkes nasional MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia) dan Dinkes Provinsi MTKP (Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi)  sinkron dengan tetap menggunakan soal KNUKP.
Ujian Praktek (sesuai kebutuhan institusi)

Jika tidak lulus UKP bagaimana?
Masih ada kesempatan untuk mengikuti UKP gelombang 2. Akan tetapi karena setiap institusi mempunyai waktu lulus yang berbeda-beda, sampai saat ini belum ada penjadwalan yang pasti mengenai UKP gelombang 2.

Harapan setelah diadakannya UKP?
Uji kompetensinya akan cocok sesuai dengan visi dan misi kesehatan, serta ada jaminan mutu kualitas perawat.

Bagaimana dengan PSIK UGM?
Alhamdulillah, UGM untuk UKP tulis telah lulus 100%, tetapi untuk yang praktek belum lulus 100%, bahkan belum ada institusi yang lulus UKP praktek 100%.

Pesan untuk UGM?
Untuk UKP praktek masih perlu ditingkatkan. Selain itu, fasilitas uji praktek perlu dikembangkan. Untuk seluruh mahasiswa PSIK silahkan mengikuti dengan sungguh-sungguh seluruh skills lab yang diadakan sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan, karena materi uji praktek tidak jauh-jauh dari sana.

Bagaimana tolok ukur keberhasilan UKP?
Berdasarkan standar kompetensi perawat
Harapan tercermin dalam masing-masing institusi.

Apakah UKP sudah mampu mengukur?
Selalu ada upaya perbaikan untuk menuju kesana.


Nara Sumber: Khudazi Aulawi, S.Kp., M.Kes.


Sabtu, 09 Juli 2011

Kongres ILMIKI IV


Sekilas Wawancara dengan Hella Meldy Tursina mengenai Kongres ILMIKI...



Kongres ILMIKI yang dilaksanakan pada tanggal 24-29 Mei 2011 lalu yang bertempat di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa tengah berlangsung dengan sukses. 

ILMIKI yang lahir pada tanggal 24 September 2000 ini memiliki 22 anggota lama dan 8 anggota yang baru masuk. 
Kongres ini merupakan salah satu dari 3 agenda wajib ILMIKI selain RaKerNas, sidang tahunan.


Pada saat kongres berlangsung, pembahasan tata tertib sidang atau lebih sering di sebut tatib sidang membutuhkan waktu yang lama.
“Bahas tatibnya aja lama banget, soalnya orang-orang yang ikut kongres itu kristis banget, jadi waktunya molor sampai jam 10-an” ujar Hella Meldy Tursina sebagai salah satu perwakilan HIMIKA PSIK UGM selain Nuzul Sri Hertanti dan Gabi Ceria yang menjadi peserta kongres.


Kongres ILMIKI kali ini membahas tentang LPJ PHN (Pengurus Harian Nasional) dari ILMIKI ini.

Pada kongres ini terdapat 2 sidang yaitu sidang pleno dan sidang komisi. Pada sidang pleno membahas tentang AD/ART, nah pada sidang komisi peserta rapat di bagi menjadi 2 kelompok besar atau di sebut komisi.
Komisi A membahas tentang isu-isu masalah keperawatan seperti IPE (Interpreneurship education) , sedangkan komisi B membahas tentang organisasi.



Dan yang menjadi berita hangat dari kongres ini adalah tentang Pasal kedua yang berisi tentang mekanisme penerimaan anggota.
Seperti yang ada pada pasal bahwasanya pengangkatan anggota baru haruslah melalui kongres, nah akan tetapi ada bebarapa pihak yang mengajukan pendapat agar pengangkatan anggota dapat dilakukan di 3 agenda wajib ILMIKI yang tersebut di atas.           

Sepertinya dalam kongres ini memang sangat di butuhkan keaktifan dari masing-masing peserta untuk menyalurkan aspirasi mereka.
”Secara garis besar kayak MUH HIMIKA tapi kongres lebih hiperaktif”, tutur Hella. 


MusyWil JMKI


Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia atau yang akrab disebut dengan JMKI merupakan organisasi yang mengayomi lima disiplin ilmu kesehatan (Kedokteran, Ilmu Keperawatan, Kedokteran Gigi, Farmasi dan Kesehatan Masyarakat) memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengembangkan wacana kesehatan dan mempersatukan presepsi-presepsi mahasiswa kesehatan Indonesia demi terwujudnya suatu derajat kesehatan bangsa Indonesia yang optimal.
JMKI dituntut mampu menempatkan diri sebagai kekuatan moral yang mampu bertindak sebagai pengkritis kebijakan kesehatan yang handal sekaligus sebagai problem solver yang mantap.

Menuju Indonesia Sehat menjadi konsep sistem Kesehatan Nasional dan sekaligus menjadi misi JMKI Wilayah Yogyakarta. Regenerasi kepengurusan setiap organisasi adalah tolok ukur keberhasilan JMKI Yogyakarta.
Dalam perjalanan panjang pengurus JMKI Yogjakarta telah sampai pada titik akhir dan perlunya pergantian pengurus oleh kader-kader mahasiswa kesehatan yang tangguh, kritis, proaktif, aplikatif dan kreatif serta memiliki pemikiran-pemikiran yang inovatif untuk menghadapi semua tantangan yang menanti di depan mata.
Dalam mengaktualisasikan tujuan dan cita-cita tersebut, Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) Yogyakarta mengadakan Musyawarah Wilayah (Muswil) dalam rangka regenerasi tersebut.
Melalui kegiatan ini diharapkan lahir kader-kader dan pemimpin yang mampu mengaktualkan potensi dirinya mewujudkan cita-cita dan harapan bersama JMKI yaitu dapat membangkitkan semangat juang untuk meningkatkan derajat kesehatan Indonesia khususnya daerah Yogyakarta.

Alhamdulillah dalam kesempatan ini, Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada (HIMIKA PSIK UGM) ditunjuk sebagai tuan rumah Muswil JMKI Wilayah Yogyakarta yang mana diselenggarakan pada Minggu, 3 Juli 2011 pukul 7.45-22.00 WIB di Ruang Audit Ismangoen Lt.3 PSIK FK UGM.
Kegiatan ini berlangsung dengan lancar.
Acara dimulai tepat waktu dan bias dikatakan merupakan Muswil yang baru pertama kali ini paling banyak pesertanya.
Jumlah delegasi yang hadir dari 10 institusi anggota tetap ada 39 peserta.
Sepuluh institusi tersebut yakni : HIMIKA PSIK UGM, HIMIKA PSIK Stikes Aisyiyah, BEM FK UGM, BEM FKIK UMY, LEM FARMASI UII, BEM FARMASI UGM, KOMSAT JMKI FARMASI USD, BEM FARMASI UAD, BEM FKM UAD, dan BEM FKG UGM.


Agenda Muswil adalah pembahasan Tata Tertib sidang oleh presidium sementara yakni : Gabi Ceria PSIK UGM, Teh Ulti Natalia PSIK UGM, dan Afril FARMASI UAD.


Selanjutnya dilakukan pemilihan presidium tetap sidang melalui proses musyawarah dan terpilihlah : Fertin M dari PSIK UGM, Siti Khodijah dari FKIK UMY dan Sri Wulandari dari Farmasi UII.

Sidang selanjutnya dipimpin oleh presidium tetap untuk membahas Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Harian Wilayah JMKI Wilayah Yogyakarta, peraturan wilayah, Garis Besar Haluan Kerja (GBHK), serta pemilihan Koordinator Wilayah 2011/2012. 


Peserta sidang aktif dan kritis dalam mengikuti jalannya sidang.
Yang perlu kita ingat adalah saat ingin mengungkapkan pendapat tidak boleh lupa untuk mengangkat tangan dan mengatakan “interupsi” dan diikuti jenis interupsi.


Dalam sidang ini ada 4 jenis interupsi : “point of order(menyatakan pendapat), point of information (memberikan informasi), point of clarification (meluruskan pernyataan) dan point of Preveladge (menyatakan pernyataan yang didasari perwil ataupun gbhk dan AD/ART yang mrpkn interupsi tertinggi yg tdk dpt diinterupsi kembali)”.

Pada saat penyampaian LPJ agak terhambat dengan ketidakhadiran dan ketidaklengkapan dari PHW, sehingga penerimaan LPJ sempat “pending” namun syukurlah pada akhirnya LPJ dapat diterima dengan syarat.
Para PHW mampu bernafas lega karena pada akhirnya kerja keras selama 1 periode kepengurusan ini mampu diterima meskipun dengan syarat.

Tak kalah menariknya adalah pemilihan Korwil. Dari data yang masuk ke panitia Muswil hanya ada satu calon yang mendaftarkan diri dan menyerahkan bekas administrative.
Namun ada ketidaklengkapan berkas yang dikumpulkan, sehingga calon dianggap gugur.
Lalu diadakan pemilihan lagi dengan mekanisme musyawarah, lobby hingga akhirnya votting.

Ada tiga calon Korwil hasil musyawaran anggota tetap JMKI : Afril farmasi UAD, Azzam Farmasi UII, dan Zaim FKG UGM. Alhamdulillah, tepat waktu menunjukkan pukul 21.59 WIB terpilihlah AFRIL dari farmasi UAD sebagai Korwil JMKI Wilayah Yogyakarta terpilih.

Meskipun belum sempat dilantik sebagai Korwil 2011/2012 karena terbatasnya waktu, besar harapan kami semoga Korwil baru ini mampu untuk membangun kembali kejayaan JMKI Wilayah Yogyakarta, mampu memperkuat pertahanan internal maupun eksternal, serta mampu untuk mengajak anggota JMKI Wilayah Yogyakarta untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan JMKI Wilayah Yogyakarta. Amin.



-Nuzul. Kadiv HubLu-

Selamat Datang

Welcome to our blog..

Tentang Kita

Foto saya
Bersama HIMIKA mewujudkan civitas keperawatan untuk terus kreatif, inovatif, kritis, berkompeten, dan aspiratif serta bermoral dalam hal keorganisasian, keilmuan, pelayanan masyarakat, dan penelitian untuk menghadapi persaingan dunia global dalam dunia keperawatan

Followers

Search This Blog