Jumat, 30 Desember 2011

KETUA HIMIKA 2012

Selamat atas terpilihnya BIRRUL QODRIYYAH sebagai Ketua HIMIKA 2012.

Hasil Perhitungan suara
Nomor 1: 148 suara
Nomor: 2 : 207 suara

tidak sah :25 suara
abstain: 10 suara

Jumlah pemilih: 390 pemilih

Semoga amanah dalam kepemimpinannya, mampu mengayomi anggotanya, mampu membawa HIMIKA kearah yang lebih baik dan yang terpenting adalah mampu mempertahankan idealisme HIMIKA.



salam satu hati bangun HIMIKA

Kamis, 29 Desember 2011

DEBAT CALON KETUA HIMIKA

CALON NOMOR 1

ANDREAS ADRIYANTO PANGEMANAN












CALON NOMOR 2:

BIRRUL QODRIYYAH





PANELIS DEBAT 2 EKTERNAL KI-KA

BU ARYANI
MBAK FITRI ARKHAM (EXCHANGE KE SWEDEN)
MBAK NATAL (KADIV HUBLU 2010)




SUPPORTER RAWR!

Rabu, 28 Desember 2011

Kunjungan ke UMY.

Semangat pagi teman teman!!!

kali ini HIMIKA akan bercerita mengenai dolan ke UMY kemaren.
untuk menghangatkan dan memperkuat tali silaturahmi yang sudah terjalin dengan baik sekaligus untuk belajar dari lingkup yang luas, HIMIKA mengadakan kunjungan ke HIMIKA PSIK UMY.
kunjungan yang dilaksanakan pada tanggal 26 desember 2012 selama kurang lebih 2 jam, yang diikuti oleh beberapa teman teman kami, antara lain Komang Hublu, Fertin Kasostrad, Andre PPSDM, Kholila ITKom, Anes PPSDM, Chandra Senora, Dika Papelmas, Putri Darari ITKom, dan tidak ketinggalan pula ketua HIMIKA, Matin.

Kami disambut hangat oleh Ketua HIMIKA UMY yang baru yaitu Mbak Caca yang kebetulan baru dilantik sehari sebelumnya. tidak lama kemudian beberapa anggota HIMIKA UMY yang lain turut menyambut kami karena kebetulan kampus mereka tidak sedang hari libur seperti UGM.
dan kami merasa terhormat juga karena Korwil Ilmiki 2011 Mas Amir juga turut hadir menyambut kami.

Kami dijelaskan panjang lebar mengenai struktural HIMIKA UMY.
Kami juga saling berbagi mengenai berbagai macam hal tentang organisasi dan disini kami mengetahui bahwa HIMIKA UGM tertingga dalam hal pencapaian keikutsertaan kegiatan dalam konferensi internasional.
wahwah.... ini menjadi pembelajaran yang sangat bagus untuk kemajuan HIMIKA UGM kedepannya pastinya.

dari kunjungan ini HIMIKA UGM dapat pelajaran baru dan tentunya pengalaman baru mengenai perbedaan masing masing organisasi.
dan semoga HIMIKA dapat mengambil pelajaran yang positif dari dilakukannya kunjungan ini sehingga membawa HIMIKA semakin jaya.

SALAM SATU HATI BANGUN HIMIKA

Senin, 26 Desember 2011

Sejumput Cerita dari Bali (2)

Masih tentang HPEQ, kru kita berhasil mewawancarai Hella Meldy Tursina angkatan 2009 yang berkesempatan ikut konferensi HPEQ di Bali kemarin. Beda orang beda cerita donk.. Simak yukkkk...



Apa aja yang dilakukan mb hella dan peserta lainnya ketika mengikuti acara HPEQ di Bali ?
Yang pertama mendapatkan materi. Kita mendapatkan materi dari coordinator dari AFMFE yang dari Belanda. Beliau ketika semasa mahasiswa adalah seorang organisatorik. Beliau memberikan materi tentang advokasi, bagaimana cara beradvokasi, dan cara beradvokasi yang benar apabila terkait dengan orang – orang yang mendukung kita ataupun orang – orang yang tidak mendukung kita. Kita juga melihat dan juga ikut serta dalam konferensi. Konferensi ini adalah konferensi internasional yang juga di hadiri oleh para dosen dan orang – orang yang memiliki kebijakan atau pembuat kebijakan. Fokus atau inti dari konferensi yang dilakukan adalah interprofesional education yang isinya tentang keinginan-keinginan tentang adanya kurikulum yang terintegrasi untuk semua anak yang sebagai calon tenaga kesehatan.

Acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa kesehatan baik dari Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Kesehatan Masyarakat, Farmasi maupun dari Keperawatan. Disana kita sharing tentang masalah apa saja yang sedang kita alamin di kampus kita masing – masing. Karena belum tentu pelayanan dan kurikulum di institusi mereka tidak sebaik di UGM ataupun di UI. UGM dan UI pun pasti memiliki perbedaan cara dalam melaksanakan kurikulum yang  mereka gunakan. Kemudian perbedaan tersebut akan di kaji dalam konferensi ini. Dan juga akan di bandingkan tentang apa saja kerugian dan keuntungan dari tiap–tiap kurikulum tersebut. Dan diharapkan semua tenaga kesehatan mengerti tentang apa saja yang harus mereka lakukan atau tentang job mereka masing – masing dan mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Contohnya para mahasiswa IKM tugas mereka adalah melakukan promosi kesehatan dan diharapkan seorang perawat juga bisa ikut andil dalam kegiatan promosi kesehatan tersebut. Dan yang terakhir adalah perekaman, kemudian kita para peserta direkam untuk mengemukakan aspirasi yang kita miliki dan kemudian akan di laporkan ke Dikti

Siapa yang menyelenggarakan acara tersebut?
Dikti, karena acara ini merupakan salah satu proyek dari Dikti yang di rencanakan akan berlangsung selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2010 sampai yahun 2015

Apakah acara ini akan tetap dilangsungkan sampai target dari Dikti selesai (2015)?
Ya, mungkin acara ini akan tetap dilangsungkan sampai tahun 2015, hal ini agar didapatkan hasil dari proyek ini.

Bagaimana dengan uji kompetensi keperawatan, apakah ikut di bahas di sana?
Ya, di rencanakan uji kompetensi keperawatan aka mengalami uji coba, pada tahun 2012 keperawatan menggunakan uji kompetensi nasional  yang bentuk soalnya adalah pilihan ganda namun pada tahun 2013 nanti akan di uji cobakan OSCE yang akan di masukkan dalam penilaian uji kompetansi dan uji kompetensi nasional yang bentuk soalnya pilihan ganda akan tetap ada.

Di sana para peserta juga mendapatkan buku yang isinya tentang peran mahasiswa terhadap system pembelajaran yang mereka terima. Diharapkan mereka tidak hanya melakukan atau menjalani system yang mereka terima, dapat disebut juga dengan perperilaku masa bodoh dengan system yang mereka terima, yang penting mereka belajar dan dapat mengikuti system yang ada, namun mereka juga berperan aktif dalam sitem tersebut, kritisndalam menghadapi system yang mereka terima. Dan diharapka mereka mampu menyempaikan aspirasinya tentang kenyamanan mereka dari system yang ada kepada pembuat system di institusi mereka. Dan di dalam buku tersebut juga terdapan panduan tentang bagaimana jalur dalam menyampaikan aspirasi mereka.

Sejumput Cerita dari Bali (1)


Pada tanggal 3-5 Desember 2011 kemarin telah diselenggarakan konferensi internasional HPEQ yang kedua, yaitu “2nd HPEQ International Conference” dengan thema “Promoting Health Through Interprofessional Education” yang dilaksanakan di Bali. Nah, dalam ajang bergengsi itu beberapa teman kita berkesempatan untuk mengikuti konferensi tersebut.

Apa sih HPEQ itu?

Health Professional Education Quality (HPEQ) Project adalah sebuah proyek dibawah Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang didanai oleh Bank Dunia (World Bank) dan bertujuan untuk menghasilkan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan profesi kesehatan di Indonesia. Target pencapaian Proyek HPEQ adalah penguatan dalam sistem akreditasi dan uji kompetensi dalam system pendidikan tinggi profesi kesehatan. Proyek HPEQ diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan profesi kesehatan agar menghasilkan lulusan terbaik profesi kesehatan yaitu : dokter, dokter gigi, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker dan ahli kesehatan masyarakat.

Nahh, dibawah ini ada sedikit cerita dari peserta HPEQ.. Simak yukk..

Teman teman tentu sudah pada tahu kan siapa mbak Veny Winta Pratiwi atau yang akrab disapa Mbak Eiy ini?  Mahasiswa PSIK FK UGM angkatan tahun 2009 punya cerita keren nih. Beliau berhasil mengikuti Health Profesionals Education Quality (HPEQ) yang diadakan oleh Dikti bekerjasama dengan World Bank yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bidang kesehatan yaitu tentang pembuatan kurikulum.  Awalnya HPEQ ini diselenggrakan tanpa mahasiswa,namun kemudian para mahasiswa mengadakan konferensi Health Profesionals Student Summit (HPSS) yang menghasilkan kesepakatan bahwa sebenarnya dalam pembuatan kurikulum dan advokasi juga diperlukan peran dari mahasiswa. Sampai pada akhirnya terlaksanalah  HPEQ Student yang bertempat di Bali pada tanggal 3-6  Desember 2011 yang lalu. Semua biaya ditanggung oleh project tersebut jadi semuanya gratis, tanpa dipungut biaya. Seru kan kita bisa memperoleh pengalaman sambil berlibur gratis?



Awalnya mbak Eiy ini mendapatkan informasi dari sebuah group di jejaring social yang menawarkan kesempatan untuk mengikuti HPEQ Student tersebut. Persyaratanya yang dianggap mudah oleh beliau  dengan membuat essay berdasarkan tema yang telah ditentukan membuat beliau tertarik,sampai  kemudian beliau memilih interprofesional education sebagai tema dan akhirnya beliau menyusun esai sampai akhirnya diterima.
Selama tiga hari di Bali, beliau mendapatkan materi-materi perkuliahan yang menarik tentang peran mahasiswa dalam pembuatan kurikulum. Selain itu juga diajarkan tentang proses dan cara-cara penyaluran aspirasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. Selain materi dan ilmu yang bermanfaat, beliau juga mendapatkan pengalaman yang menarik salah satunya adalah mengikuti drama dalam kelas internasional yang menjadi pengalaman yang tak terlupakan oleh beliau.






Setelah mengikuti HPEQ Student ini beliau punya pesan buat para mahasiswa. Sebenarnya mahasiswa bisa berkontribusi dalam pembuatan kurikulum pendidikan kesehatan yang mereka tekuni, maka jangan tajut untuk beraspirasi karena menurut beliau apa yang kita inginkan belum tentu dipahami oleh para pembuat kurikulum dan belum tentu juga apa yang mereka inginkan dipahami pula oleh kita. Selain itu beliau juga berpesan kepada para mahasiswa jangn pernah menyianyikan kesempatan apabila ada penawaran. Entah itu penawaran study tour ataupun even-even menarik lainya, jangan takut untuk dicoba. Nah begitulah cerita menarik dari mbak Eiy, kita tunggu teman-teman lain untuk mengikuti jejak beliau.

Sabtu, 24 Desember 2011

NST MALANG 8-11 DESEMBER

hallooooo...
kami mau setor muka waktu jalan jalan ke Malang (8-11 Desember) kemaren. :D
 bagi yang ngga ikut bisa lihat foto foto kami disini.
moga moga kalian pengen. hahahaa...

ini sebagian panitia yang sudah merencanakan dengan sangat matang mengenai NST ini...
applause for them!!!! PLOKPLOKPLOK!




ini bus kita. PINK!!! LOL
sebelum berangkat narsis duluuu :D

tujuan pertama rumah sakit dr.Soetomo, disana kami disambut oleh profesornya dan diberi pengarahan atau materi mengenai palliative care, secara disana itu palliative care terbaik se Indonesia.
ketua HIMIKA kita yang kece. ups!! :D



ini Pak Totok bersama dr. Agus spesialis palliative care



 nah, kalau yang ini kami sedang melakukan observasi ke ruangan palliative carenya di RS dr. Soetomo langsung. disana rame banget banyak yang antri. dan kami diantar berkeliling oleh dokternya.









Sebelum ke RS. dr. Soetomo kita kami transit dulu di Masjid Agung Surabya yang guedeeeeeeee bangettt :D



kalau yang foto foto atas itu orang orang kelaperan... hahaha...


kita maen maen juga ke Batu Night Spectakular. salah satu wahananya adalah taman lampion! :D
ini dia punggawa dari terlaksananya NST tahun ini, Nuzul Sri Hertanti Kadiv HubLu 2011-

kalau yang ini kadiv papelmas Brigitta ayu

otw ke selecta si mbak dika kece lagi dikerjain mas guide yang baikk banget buat ngerayu pak totok
band hancur yang nggak diterima dimana mana. haha!

Kita juga ada main ke Selecta. Selecta itu taman baguuus banget. ada flying fox nya ada taman bunganya, ada kolam renangnya..:)





ini adalah foto saudara kembar yang beda rahim :DDD




the next destination was Universitas Airlangangga Fakultas Keperawatan.




penyerahan kenang kenang dari Dekan F.PSIK Unair ke Pak Totok

ini ketua BEMnya UNAIR. yang ikutan NST pasti tau dong gosip yang beredar . haha :D





masih banyak foto foto yang lain.
foto yang di air terjun juga adaa..
foto yang di jatimpark juga belom semept di upload
tapiii.... kapan kapan aja yaaaaaa :D
see yaaaaa!!!

-salam satu hati bangun HIMIKA-

Rabu, 21 Desember 2011

Serangkaian PEMIRA 2011 for Ketua HIMIKA: JADWAL DEBAT



SEMANGAT PEMIRA 2011 !!! 


Untuk HIMIKA yang LEBIH JAYA !!!



Agenda kampanye calon ketua HIMIKA 2011 udah terlewati.. Gimana teman2 udah nentuin 
pilihan kan?? 


Atau masih "galau" mau milih yang mana.. 


Jangan ragu, jangan gundah, jangan gelisah buat nentuin pilihan kalian, yukk ikuti debat heboh bakal calon ketua. Bakal diadain pada:



DEBAT 1

Jumat, 23 Desember 2011 


15.30 WIB at depan Gedung Ismangun



DEBAT 2


Selasa, 27 Desember 2011


15.30 WIB at depan Gedung Ismangun



Ayoo temen-temen PSIK, jangan lewatkan yaa..
Tentukan pilihan kalian untuk HIMIKA lebih jaya?!

Satu suara sangat berarti untuk membangun HIMIKA



Be asertif, no SARA?!







Minggu, 18 Desember 2011

WHO'S THE NEXT?

kepengurusan HIMIKA BERJAYA 2011 sebentar lagi berakhir teman teman..
MATIN TIO FAULANDI
KETUA HIMIKA 2011
WHO'LL BE THE NEXT LEADER?

tampu kepemimpinan Ketua HIMIKA 2011 segera berakhir dan akan digantikan oleh generasi hebat selanjutnya
saatnya pemilihan raya buat menentukan pemimpin HIMIKA selanjutnya..

diharapkan kelak pemimpin HIMIKA 2012 bisa melanjutkan trend positif dari kepemimpinan 2011 dan berinovasi untuk lebih baik lagi..

untuk calon pemimpin HIMIKA 2012 sudah bisa dilihat profilnya

NOMOR 1
CALON NOMOR 1: ANDREAS PANGEMANAN 
STAFF PPSDM 2011



CALON NOMOR 2: BIRRUL QODRIYAH
STAFF KASOSTRAD 2011

Patikan teman teman turut serta dalam pemilihan ini...
demi kemajuan HIMIKA bersama.

Pastikan teman teman semua memilih tanpa paksan.
pastikan pilihan teman teman kelak akan membawa HIMIKA ke arah yang lebih baik, lebih inovatif, dan lebih BERJAYA lagi :)

YANG PERLU DIGARIS BAWAHI ADALAH:
PLEASE, NO SARA. be ASERTIF
tunjukkan keprofesionalitasan kita teman teman...

Semoga HIMIKA BERJAYA UNTUK KEDEPANNYA....

-salam satu hati bangun himika-

Jumat, 02 Desember 2011

Kemuliaaan dalam Jiwa Perawat dengan Semangat Pahlawan untuk Pasien dan Pengesahan RUU Keperawatan


Kemuliaaan dalam Jiwa Perawat dengan Semangat Pahlawan
untuk Pasien dan Pengesahan RUU Keperawatan

Oleh : Nuzul Sri Hertanti
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
Suatu hal yang tak jarang kita dengar mengenai guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, Bung Hatta merupakan salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia, RA Kartini merupakan pahlawan wanita Indonesia, lalu siapa lagi pahlawan yang kalian ketahui? Tentunya banyak pahlawan yang ada di Indonesia dengan beragam karakter dan pengabdian mereka. Siapa pahlawan idolamu? Sebelum panjang lebar menjawab siapa pahlawan panutanmu dan apa alasannya, coba kita ingat lagi apa sebenarnya pengertian pahlawan. Secara etimologi kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sanskerta "phala", yang bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Dalam sebuah esai yang ditulis di majalah mingguan Time edisi 10 Oktober 2005 bertajuk The Making of A Hero, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara panjang lebar tentang sosok pahlawan. Menurutnya, setiap masyarakat membutuhkan pahlawan, dan masyarakat itu sendiri sesungguhnya mempunyai pahlawan. Misalnya, seorang suami yang sehari-harinya bekerja keras, banting tulang, peras keringat demi tercukupinya kebutuhan hidup keluarganya, ia menjadi pahlawan bagi istri beserta anaknya. Begitupun sebaliknya, sang istri yang dengan penuh kesabaran dan cinta kasih sayang mengasuh anaknya agar kelak menjadi anak saleh/salehah, juga pahlawan buat suami dan anak, bahkan masyarakat luas. Seperti halnya dengan seorang nurse yang merawat pasien dengan sungguh-sungguh demi kesejahteraan pasien merupakan pahlawan bagi si pasien dan banyak lagi contoh lain yang memberikan arti pahlawan bagi masyarakat. Jadi, siapa pun sebenarnya dapat tampil sebagai sosok pahlawan. Tergantung konteksnya dalam lingkup apa, dalam hal apa, serta untuk siapa. Pahlawan yang dimaksud atau dimaui Presiden SBY dalam esainya tadi tampak dalam konteks negara dan kebangsaan. Definisi pahlawan yang dirumuskannya, sebagaimana kuotasi/kutipan di bawah ini, menunjukkan kemauannya yang seperti itu "Heroes are selfless peoples who perform extraordinary acts. The mark of heroes is not necessarily the result of their action, but what they are willing to do for other and for their chosen cause. Even if they fail, their determination lives on for others to follow. Their glory lies not in the achievement, but in the sacrifice." (Susilo Bambang Yudhoyono, Time, 10 Oktober 2005, hal 58). Kalau diterjemahkan bebas kuotasi tersebut bermakna: Pahlawan adalah orang (biasa) yang tidak egois dan berbuat sesuatu yang luar biasa. Penghormatan kepada pahlawan tidak harus selalu dilihat hasilnya. Bahkan jika gagal sekalipun, kemauan kerasnya untuk berbuat sesuatu untuk orang lain akan terus dikenang. Jadi, kebesaran seorang pahlawan tidak diukur dari hasil yang dicapai, melainkan kesediaannya berkorban untuk sesamanya. Pengertian pahlawan menurut Presiden SBY tadi mengandung tiga unsur utama. Satu, orang yang tidak egois, selalu memikirkan kepentingan atau keperluan orang lain. Dua, tindakan atau perbuatan (pengorbanan) untuk orang lain. Tiga, penghormatan sebagai imbalan atas pengorbanannya.
Selanjutnya, bagaimana dengan tenaga kesehatan? Apakah mereka juga pahlawan? Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 658/Menkes/SK/IV/2005, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang akan saya soroti disini adalah perawat. Alasannya, tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan terbanyak yang terdiri dari bidan dan perawat dimana pada tahun 2001 tenaga kesehatan di Indonesia yang berjumlah sekitar 510.000 orang, sekitar 350.000 orang (70%) adalah tenaga keperawatan, dan lebih separuh diantaranya bekerja di pemerintah (Depkes, 2002). Selain itu juga mengenai fakta tentang perawat yang digugat karena kemuliaannya. Pernahkah mendengar tentang kasus Bapak Misran? Seorang mantri (perawat) desa Kuala Samboja, Kutai Kertanagara, Kalimantan Timur di pedalaman Kalimantan Timur yang ditangkap karena membantu orang yang membutuhkan pengobatan. Ia dituduh melanggar UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam UU tersebut, disebutkan bahwa hanya dokter  yang berhak memberikan obat keras. Pada kasus ini, Misran memberikan obat keras pada orang yang membutuhkan pengobatan. Hanya saja, Misran punya alasan kuat mengapa dirinya dan beberapa perawat lain di Kukar memberikan obat keras. Pertama, di daerahnya tidak ada dokter. Kedua, penyakit yang diderita masyarakat hanya bisa diobati dengan obat keras. Ketiga, jika dirinya tidak mengobati bisa dijerat dengan pasal pidana di UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Karena, dalam pasal 190 ayat 1 disebutkan jika tenaga kesehatan tidak memberikan bantuan pada orang yang sakit, maka dapat dipidana. Karena itu, Misran meminta pada MK agar membatalkan pasal pasal yang bisa mempidanakan perawat yang memberi pengobatan pada masyarakat.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) periode 2005-2010 Achiryani S Hamid mengatakan UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dinilai merugikan perawat, khususnya yang berada di daerah terpencil. Bisa dikatakan di daerah terpencil tidak ada dokter, hanya ada perawat sehingga dalam kondisi tertentu perawat memberikan obat keras daftar G pada masyarakat. “Dalam kondisi darurat, hendaknya tidak masalah jika seorang perawat memberikan obat keras daftar G,” jelas Achiryani saat sidang di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis(6/5/2010). Pendapat serupa juga dilontarkan Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara, Trisno Widodo yang menjadi saksi dalam sidang Widodo mengaku kebingungan dengan kasus yang dialami Misran. Dia mengungkapkan, di Kutai Kartanegara yang jumlah penduduknya mencapai 600.000 hanya mempunyai 75 dokter. Fakta tersebut membuat perawat sangat dibutuhkan masyarakat. Namun, Misran justru dipidana karena memberikan bantuan. ”Saya kira tidak sesuai jika perawat tidak boleh membantu masyarakat,” jelasnya. Sementara,  Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kalimantan Timur saat itu Edy Sukamto mengatakan, UU Kesehatan membuat perawat di daerah sangat rentan. Maka, dia meminta pasal yang mengatur tentang tidak bolehnya perawat memberi obat keras harus diatur lebih rinci.
Setelah Misran divonis bersalah kemudian dilakukan uji materi UU tersebut ke MK. Selanjutnya, MK memutuskan untuk mengabulkan permohonan Misran. Dengan demikian kini para mantri boleh melakukan pelayanan kesehatan layaknya dokter. Klausul yang membolehkan mantri praktek adalah “perawat yang melakukan tugasnya dalam keadan darurat yang mengancam jiwa pasien diperlukan tindakan medis segera untuk menyelamatkan pasien”. Keputusan MK ini disambut sorak dan gemuruh kemenangan bagi para mantri yang selama ini selalu dihantui pelanggaran hukum bila berpraktek ria. Kalau mengacu kepada praktik yang diterapkan secara international, perawat (mantri) tidak boleh praktek memberikan pengobatan karena itu wilayah dokter. Praktek keperawatan yang diperbolehkan adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Begitu juga dokter tidak berwenang memberikan obat karena itu wilayah praktik (scope of practice) kefarmasian. Ada beberapa negara yang membolehkan perawat memberi obat namun sangat terbatas sekali pada jenis yang yg disebut obat ‘over the counter’. Itupun setelah menempuh pendidikan khusus hingga dapat gelar Practioner Nurse.  Di Indonesia praktek mantri adalah suatu keterpaksaan, di mana tenaga dokter sangat terbatas. Belum lagi dokter yang enggan ditugaskan di daerah terpencil. Dari keterpaksaan ini menjadi keterusan dan keenakan karena imbalan materi yang didapat.
Berdasar hal tersebut, saya semakin yakin bahwa perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Perawat sebagai tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar (60%) dan berada di garis terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan selama 24 jam secara terus menerus memberikan pelayanan kepada masyarakat di setiap  sudut pelosok negeri  ini. Namun keikhlasan  perawat dalam mengabdikan diri pada bangsa ternyata belum juga dipandang penting  oleh pemerintah. Inilah wajah birokrasi Indonesia yang carut marut termasuk di bidang pelayanan kesehatan. Kewenangan yang tumpang tindih dan kepentingan materi lebih mendominasi akhirnya pihak pasienlah yang harus menanggung akibatnya baik materiil maupun moril. Di lain pihak pembuat UU terlihat jelas belum memahami geografi dan kultur Indonesia memiliki banyak desa-desa terpencil. Sehingga dianggap perlu adanya UU tersendiri untuk profesi perawat yakni UU Keperawatan. Namun, sampai hari ini pemerintah belum menunjukkan itikad baik untuk memberi perlindungan hukum pada profesi perawat. Perjuangan panjang  perawat Indonesia untuk mendapatkan payung hukum lewat UU Keperawatan sebagaimana lazimnya negara lain terkesan terus dihambat. Padahal perawat memang memerlukan UU Keperawatan yang menjadi pelindung dari berbagai gugatan yang akan muncul, terlebih untuk perawat yang bertugas di daerah terpencil yang mau tak mau harus menolong pasien yang membutuhkan perawatan.
Mungkinkah negara ini perlu menunggu korban-korban perawat lainnya masuk ke sel penjara layaknya kasus Misran yang pernah hangat hingga dibawa ke Mahkamah Konstitusi bulan Mei 2010 lalu? Kasus Perawat Misran di Kalimantan Timur adalah fakta tak terbantahkan betapa akan terancamnya pelayanan kesehatan pada daerah-daerah terpencil bila perawat selalui dihantui oleh resiko masalah hukum karena  tidak ada pengaturan  UU untuk perawat tersendiri. Kerap terjadi situasi darurat di daerah-daerah di mana tidak terdapat dokter dan proses rujukan pasien ke rumah sakit karena terkendala faktor geografis, biaya, jarak, dan ketersediaan sarana transportasi, tenaga keperawatan terpaksa dituntut bak buah simalakama karena harus  memberikan obat-obat yang termasuk daftar G untuk menyelamatkan pasien. Padahal, UU Kesehatan tak membolehkannya, tapi disisi lain,bila membiarkan pasien terlantar perawat pun terjerat hukum.
Dari sini kita dapat menyadari bahwa perawat berada pada posisi kunci dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masayarakat, sehingga diperlukan suatu regulasi yang jelas dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan dan perlindungan hukum pun mutlak didapatkan oleh perawat. Dengan adanya Undang-undang Praktik Keperawatan maka akan terdapat jaminan terhadap mutu dan standar praktik, di samping sebagai perlindungan hukum bagi pemberi dan penerima asuhan keperawatan. Saat ini desakan dari seluruh elemen keperawatan akan perlunya UU Keperawatan semakin tinggi. Uraian di atas cukup menggambarkan betapa pentingnya UU Keperawatan tidak hanya bagi perawat sendiri, melainkan juga bagi masyarakat selaku penerima asuhan keperawatan.
Lalu bagaimanakah peranan mahasiswa keperawatan dalam kepentingan UU Keperawatan ini? Mahasiswa keperawatan yang tergabung dalam Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI) menyatakan sikap senasip dan sependapat akan pentingnya UU Keperawatan. Setiap memperingati Hari Keperawatan Sedunia (International Nurses Day) yang diperingati setiap 12 Mei, mahasiswa keperawatan selalu menjalin hubungan yang baik dengan PPNI setempat untuk gencar melakukan kegiatan yang beriklim pencerdasan masyarakat tentang pentingnya UU Keperawatan. Meskipun kegiatan tersebut tidak musti dalam bentuk seminar atau ceramah tentang UU Keperawatan, namun kegiatan lebih difokuskan pada bagaimana kontribusi mahasiswa keperawatan untuk masyarakat yang nantinya sebagai tolak ukur pengabdian setelah menjadi perawat.
Suara kita sebagai mahasiswa keperawatan maupun mahasiswa pada umumnya begitu berharga untuk mendukung pengesahan RUU Keperawatan. Lihatlah dunia ini mengakui kemuliaan perawat dalam menolong pasien, perawatlah yang lebih caring kepada pasien, perawat yang mengerti kondisi fisik maupun psikis pasien, sehingga tak salah jika perawat kita sebut sebagai pahlawan. Bagi saya perawat adalah pahlawan yang luar biasa, pahlawan yang mulia dan stay 24 jam untuk melayani pasien. Hidup Perawat Indonesia!! Hidup Mahasiswa !! Hidup Mahasiswa Keperawatan !! Sahkan RUU Keperawatan, karena RUU Keperawatan adalah harga mati dan penting untuk melindungi pahlawan mulia kita perawat Indonesia !!

Selamat Datang

Welcome to our blog..

Tentang Kita

Foto saya
Bersama HIMIKA mewujudkan civitas keperawatan untuk terus kreatif, inovatif, kritis, berkompeten, dan aspiratif serta bermoral dalam hal keorganisasian, keilmuan, pelayanan masyarakat, dan penelitian untuk menghadapi persaingan dunia global dalam dunia keperawatan

Followers

Search This Blog