Perkembangan
teknologi, pendidikan, dan ilmu pengetahuan pada bidang keperawatan sangat
berkembang pesat,
hal ini menuntut profesionalime dan pelayanan yang
berkualitas dari seorang perawat dalam bekerja di bidangnya.
Salah satu hal
yang terpenting pada profesi keperawatan itu adalah komunikasi.
Dengan
berkomunikasi, perawat dapat mengetahui apa masalah yang dialami oleh klien.
Oleh
karena itu, tim redaksi magnum bertanya lebih lanjut mengenai komunikasi
kepada salah satu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM, Bapak Purwanta, S.Kp.,M.Kes.
Menurut
dosen PSIK UGM, Bapak Purwanta,
“Komunikasi berarti menyampaikan pesan. Pada dasarnya, dalam menyampaikan pesan, harus memahami apa yang harus
disampaikan atau orang yang menyampaikan pesan harus mengerti inti dari
komunikasi dan kepada siapa harus menyampaikan materi tersebut. Cara
penyampaian materi kepada masyarakat berbeda dengan cara penyampaian materi
kepada mahasiswa, walaupun bahan materi tersebut sama.”
Terdapat
tiga jenis komunikasi yaitu
komunikasi verbal, tertulis dan non-verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi yang sering digunakan dalam keperawatan
baik di rumah sakit maupun di lingkungan masyarakat adalah komunikasi verbal yaitu perawat bertanya
langsung kepada klien mengenai keluhan – keluhan mereka.
Bapak purwanta juga menjelaskan
bahwa komunikasi yang efektif itu
adalah
komunikasi dua arah.
Kita harus memahami klien, bukan mereka yang harus memahami kita.
Komunikator
harus bisa memahami audiece.
Sebaiknya, kita menggunakan bahasa yang mereka
ketahui.
Selain itu, jika
menggunakan alat – alat atau media sebaiknya menggunakan alat – alat yang sudah mereka kenal.
Lebih baik
tergantung konteksnya, jika hanya pengetahuannya, bisa juga menggunakan media.
Kita juga harus memahami apa yang kita buat.
Contoh
pengetahuan dengan konteks membuang sampah.
Kita harus mengetahui pengertian sampah,
manfaatnya apa, jika tidak dikelola dengan baik akibatnya
apa yaitu
misalnya diare,
tifus dari lalat.
Jika ingin mengetahui sikap dari masyarakat,
kita bisa menggunakan skenario.
Pengalaman mereka apa terhadap suatu penyakit,
misalnya di masyarakat tersebut terdapat penyakit apa. Dan jika perilaku,
masyarakat diajak kerja bakti, bagaimana penggunaan tempat sampah yang baik.
Bapak
purwanta juga berbagi
pengalamannya mengenai kendala ketika memberikan penyuluhan dan
berkomunikasi kepada masyarakat.
Pertama, kontrak yang tidak jelas ketika
mengadakan pertemuan dengan keluarga.
Misalnya, jangan hanya mengatakan besok
sore, tetapi mengatakan kepada klien, besok sore jam 4.
Kedua, Kontrak materi
yang jelas.
Kontrak materi itu jangan sampai kita diwajibkan harus untuk
menyampaikan materi tertentu, tetapi kita harus menyampaikan materi yang mereka
butuhkan.
Yakinkan bahwa yang kita sampaian yang mereka butuhkan.
Ketiga,
Kesibukan.
Mahasiswa
yang sibuk sehingga datang ke masyarakat terlambat dan jam karetnya
masyarakat.
Dan yang keempat, partisipasi dari masyarakat terkadang kurang
bagus.
Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal.
Kelima, mahasiswa kurang
mengetahui setting tempat
penyuluhannya terlebih dahulu.
Tempat merupakan media yang mendukung kelancaran
dri penyuluhan. Maka, kita harus setting tempat terlebih dahulu.
Penyuluhannya
bisa dibarengi dengan ketrampilan, misalnya cara memasak dengan benar, membuat
oralit, cara tensi yang baik.
Kunci dari memberikan penyuluhan itu adalah komunikasi
yang menarik. Jangan sampai mereka kecewa dengan penyuluhan yang kita berikan.
Kita
sebagai mahasiswa atau perawat yang menyampaikan penyuluhan sebaiknya
mengetahui tingkat kesadaran dari masyarakat.
Untuk mengetahui dan menumbuhkan
kesadaran masyarakat bisa melalui pendekatan, kronologi masalah di masyarakat
sehingga masyarakat mengatakan bahwa mereka butuh materi tersebut.
kita sebagai
mahasiswa yakinkan bahwa materi yang kita sampaikan diperlukan oleh masyarakat.
Sebelum melakukan penyuluhan, kita sebaiknya melakukan pengkajian di
masyarakat terlebih dahulu seperti melihat lingkungan masyarakat, wawancara
kepada tokoh masyarakat, bertanya kepada
orang – orang yang relevan, atau memakai quetioner.
Kemudian pada saat pertemuan menyampaikan apa yang menjadi masalah di
lingkungan tersebut dengan bukti – bukti dan memberikan bagaimana cara
penyelesaiannya sehingga kesadaran itu dapat tumbuh.
Bapak
purwanta juga berpesan bahwa perlu komunikasi atau pendekatan interpesonal yang
baik kepada masyarakat sehingga masyarakat perlu percaya kepada kita sebagai
perawat, maka jadilah perawat profesional, mengetahui etika, mengetahui unggah-ungguh dalam menyelami kondisi masyarakat.
Salam Professional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang mau komentar monggo