Kamis, 27 Oktober 2011

PENTINGNYA KOMUNIKASI



Perkembangan teknologi, pendidikan, dan ilmu pengetahuan pada bidang keperawatan sangat berkembang pesat,
hal ini menuntut profesionalime dan pelayanan yang berkualitas dari seorang perawat dalam bekerja di bidangnya.
Salah satu hal yang terpenting pada profesi keperawatan itu adalah komunikasi.
Dengan berkomunikasi, perawat dapat mengetahui apa masalah yang dialami oleh klien.
Oleh karena itu, tim redaksi magnum bertanya lebih lanjut mengenai komunikasi kepada salah satu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM, Bapak Purwanta, S.Kp.,M.Kes.

Menurut dosen PSIK UGM, Bapak Purwanta, “Komunikasi berarti menyampaikan pesan. Pada dasarnya, dalam menyampaikan pesan, harus memahami apa yang harus disampaikan atau orang yang menyampaikan pesan harus mengerti inti dari komunikasi dan kepada siapa harus menyampaikan materi tersebut. Cara penyampaian materi kepada masyarakat berbeda dengan cara penyampaian materi kepada mahasiswa, walaupun bahan materi tersebut sama.”

Terdapat tiga jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi yang sering digunakan dalam keperawatan baik di rumah sakit maupun di lingkungan masyarakat adalah komunikasi verbal yaitu perawat bertanya langsung kepada klien mengenai keluhan – keluhan mereka.
Bapak purwanta juga menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif itu adalah komunikasi dua arah.
Kita harus memahami klien, bukan mereka yang harus memahami kita.
Komunikator harus bisa memahami audiece.
Sebaiknya, kita menggunakan bahasa yang mereka ketahui.
Selain itu, jika menggunakan alat – alat atau media sebaiknya menggunakan alat – alat yang sudah mereka kenal.
Lebih baik tergantung konteksnya, jika hanya pengetahuannya, bisa juga menggunakan media.
Kita juga harus memahami apa yang kita buat.
Contoh pengetahuan dengan konteks membuang sampah.
Kita harus mengetahui pengertian sampah, manfaatnya apa, jika tidak dikelola dengan baik akibatnya apa yaitu misalnya diare, tifus dari lalat.
Jika ingin mengetahui sikap dari masyarakat, kita bisa menggunakan skenario.
Pengalaman mereka apa terhadap suatu penyakit, misalnya di masyarakat tersebut terdapat penyakit apa. Dan jika perilaku, masyarakat diajak kerja bakti, bagaimana penggunaan tempat sampah yang baik.

Bapak purwanta juga berbagi pengalamannya mengenai kendala ketika memberikan penyuluhan dan berkomunikasi kepada masyarakat.
Pertama, kontrak yang tidak jelas ketika mengadakan pertemuan dengan keluarga.
Misalnya, jangan hanya mengatakan besok sore, tetapi mengatakan kepada klien, besok sore jam 4.

Kedua, Kontrak materi yang jelas.
Kontrak materi itu jangan sampai kita diwajibkan harus untuk menyampaikan materi tertentu, tetapi kita harus menyampaikan materi yang mereka butuhkan.
Yakinkan bahwa yang kita sampaian yang mereka butuhkan.

Ketiga, Kesibukan.
Mahasiswa yang sibuk sehingga datang ke masyarakat terlambat dan jam karetnya masyarakat.

Dan yang keempat, partisipasi dari masyarakat terkadang kurang bagus.
Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal.

Kelima, mahasiswa kurang mengetahui setting tempat penyuluhannya terlebih dahulu.
Tempat merupakan media yang mendukung kelancaran dri penyuluhan. Maka, kita harus setting tempat terlebih dahulu.
Penyuluhannya bisa dibarengi dengan ketrampilan, misalnya cara memasak dengan benar, membuat oralit, cara tensi yang baik.
Kunci dari memberikan penyuluhan itu adalah komunikasi yang menarik. Jangan sampai mereka kecewa dengan penyuluhan yang kita berikan.

Kita sebagai mahasiswa atau perawat yang menyampaikan penyuluhan sebaiknya mengetahui tingkat kesadaran dari masyarakat.
Untuk mengetahui dan menumbuhkan kesadaran masyarakat bisa melalui pendekatan, kronologi masalah di masyarakat sehingga masyarakat mengatakan bahwa mereka butuh materi tersebut.
kita sebagai mahasiswa yakinkan bahwa materi yang kita sampaikan diperlukan oleh masyarakat.
Sebelum melakukan penyuluhan, kita sebaiknya melakukan pengkajian di masyarakat terlebih dahulu seperti melihat lingkungan masyarakat, wawancara kepada tokoh masyarakat,  bertanya kepada orang – orang yang relevan, atau memakai quetioner.
Kemudian pada saat pertemuan menyampaikan apa yang menjadi masalah di lingkungan tersebut dengan bukti – bukti dan memberikan bagaimana cara penyelesaiannya sehingga kesadaran itu dapat tumbuh.

Bapak purwanta juga berpesan bahwa perlu komunikasi atau pendekatan interpesonal yang baik kepada masyarakat sehingga masyarakat perlu percaya kepada kita sebagai perawat, maka jadilah perawat profesional, mengetahui etika, mengetahui unggah-ungguh dalam menyelami kondisi masyarakat.
Salam Professional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang mau komentar monggo

Selamat Datang

Welcome to our blog..

Tentang Kita

Foto saya
Bersama HIMIKA mewujudkan civitas keperawatan untuk terus kreatif, inovatif, kritis, berkompeten, dan aspiratif serta bermoral dalam hal keorganisasian, keilmuan, pelayanan masyarakat, dan penelitian untuk menghadapi persaingan dunia global dalam dunia keperawatan

Followers

Search This Blog